tatkala gunung-gunung bergerak, air menetes
di sela-sela daun hijau, burung melayang terbang
memandang biji-bijian berkecambah; inilah harapan
yang tumbuh mewarnai kelopak mata para kelana,
membayang temapt diketemukannya bunga cinta yang
memabukka, yang terbit dari lubuk ketenangan.
Tapi itu fatamorgana dari hamparan kehampaan,
karena daun-daun telah lama gosong dan harum bunga
cinta telah lama hilang; para kelana lalu mencari
jejaknya, menyingkap batu dan pasir karena mengira
di sanalah bunga cinta pernah bersemayam.
1992
Juniarso Ridwan
-> puisi ini aku tuliskan untuk Indonesia yang akhir-akhir ini mengalami musim kemarau . begitu panasnya cuaca sehingga kekurangan air bersih dimana-mana . satu hari yang begitu panas sampai tidak ada air hujan yang turun setetes pun ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar