there is a secret behind the story

there is a secret behind the story

Senin, 17 Agustus 2009

Hidup atau Mati?

Hidup adalah realita terkadang menyenangkan terkadang juga memilukan. Mengapa orang lebih ingin kehidupan yang menyenangkan? Hidup menyenangkan memang enak tetapi dalam senang kita akan lupa dengan segalanya. Kita di ciptakan sebagai makhluk sosial. Apabila kehidupan kita selalu senang kapan kita akan perduli dengan yang lain? Memilukan disini kita harus bias merasakan apa yang “mereka” rasakan. Hidup yang tanpa orang tua, harus mencari uang dalam usia yang sangat dini, dan juga harus merasakan kerasnya kehidupan tanpa siapa-siapa. Kesenangan membuat kita “terlena” akan napsu dunia, kita akan lupa segalanya, lupa akan akhirat kelak yang akan menjadi tempat terakhir dalam kehidupan. Apa kita akan hidup setelah mati?

Kehidupan

Kehidupannya berubah setelah ia merasakan apa yang telah terjadi pada dirinya. Dia mempunyai kedua orang tua yang menurutnya pilih kasih. Seorang kakak dan adik laki-laki ia punyai. Dia adalah anak kedua, dan ia merupakan anak perempuan satu-satunya. Kehidupan yang ia jalani begitu “melelahkan”. Bagaimana tidak? Ibunya yang lebih menaruh perhatian pada anak pertamanya. Dan adiknya yang masih kecil membuatnya merasa kurang akan kasih sayang. Kedua orang tuanya yang sering pulang malam membuat dirinya kurang mendapat kasih sayang dari kedua orang tua. Dia dan kakaknya hanya berjarak 2 tahun tetapi dengan adiknya ia berjarak 9 tahun. Sekarang ia telah beranjak dewasa. Umurnya yang sudah berusia 15 tahun menganggap hidupnya sedikit berubah. Dengan kakak laki-lakinya ia sering sekali bertengkar, walaupun itu hal sepele. Kalau dengan adiknya ia terkadang iri, walau ia tau bahwa adiknya itu masih kecil. Kadang ia mendapat bentakan-bentakan dari kakaknya juga. Di pukul, di marahi dengan “lembut” tapi sakit rasanya di hati. Setelah di marahi ia selalu masuk kamar dan menangis. Tak ada seorang pun yang tau kalau dia menangis. Mengapa orang tuanya lebih menaruh perhatian kepada anak pertamanya? Apa mungkin ia anak kesayangan, yang gag ingin kehilangan? Setiap ia menulis atau mengingat kejadian demi kejadian selalu menangis. Ia hanya bias berdoa memohon kepada Tuhan agar hidupnya di beri yang terbaik. Dan semoga masa depannya dapat di capai dengan sukses. Amin.. Begitulah yang ia minta kepada Tuhan setiap hari. Terkadang ia juga mendokan kedua orang tuanya dan kakak adik.. ia ikhlas dalam menjalani ini semua. Tapi sampai kapan ia begini? Ia juga ingin kelak orang tuanya dapat mendampingi ia sampai menikah ataupun sampai memiliki anak. Tuhan.. semoga ini semua terkabulkan. Life for my life.

Pendidikanku

Umurnya sudah 15 tahun di umurnya sekarang ia telah kelas 2 SMA walaupun seharusnya ia kelas 1 SMA. Keinginannya untuk sekolah membuat ia sekarang kelas 2 SMA. Jenjang pendidikan yang ia jalani sekarang pada SMA ia memilih untuk masuk IPS. Yaa.. ia menyadari kalu ia kurang mampu dalam pelajaran IPA. Tapi mengapa teman-temanya menganggap ia mampu pada pelajaran IPA? Alhamdulillah kalau ia dianggap mampu. Setelah lulus nanti ia ingin menjadi notaries. Walaupun aslinya ia merasa dalam dirinya tak ada “aliran” IPA atau IPS. Ia ingin bergelut dalm dunia seni. Ia menganggap dirinya terampil, teliti dalam segala hal juga cepat dalam tindakan. Tapi mengapa ia selalu gundah dengan hidupnya? Menurutnya seni ialah bebas, tapi bebas yang bertanggung jawab. Dalam arti kalau ingin bebas harus bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat. Ia senang sekali melukis, walaupun melukis masih dengan melihat gambar. Tapi alhamdulillah ia dapat melukisnya. Dan juga dalam ketrampilan tangan ia mampu membuatnya. Keinginannya untuk menjual hasil karyanya belum terpenuhi. Dia ingin kelak dapat mencari uang sendiri dan membuka lapangan pekerjaan sendiri. Kalau kita mampu kenapa tidak? Itulah yang terkadang ia ucapkan. Ia hanya berdoa semoga semua yang ia inginkan dapat terkabulkan. Amin…